Salah satu interest gw dalam hidup ini adalah seni. Yap bener seni… Bagi gw seni adalah sesuatu yang murni untuk dinikmati. Segala sesuatu yang bisa gw nikmati adalah seni. Saat gw menikmati nasi goreng kambing gw anggap itu adalah seni. Ya, seni memuaskan lidah alias seni memasak… Eh ini doyan seni ato doyan makan ya hueheheheh…
Masih soal seni, gw kaga pernah menganggap sebuah karya seni yang ga bisa gw nikmatin sebagai seni. Contoh: ada sebuah tayangan televisi yang berisi cowo2 berbadan gede setengah bugil saling berpelukan di tengah2 kerumunan penonton. Kira2 tayangan apa nih? Hueheheh tayangan itu adalah Gulat. Ya, setelah berpelukan kemudian kedua cowo tersebut saling berusaha membanting, memiting, menjatuhkan dan mengalahkan lawannya. Bagi orang-orang yang menyenangi pertunjukan semacam itu dan bisa menikmatinya mereka bisa menyebut gulat sebagai salah satu seni bela diri, seni berolahraga yang memerlukan teknik-teknik khusus. Tapi bagi gw yang kaga demen gulat, gw ga menganggap gulat sebagai sebuah seni…
Lebih jauh tentang seni, sampai detik ini gw kaga ngerti satu hal. Sebuah misteri terbesar dalam hidup gw… Ada benda yang disebut-sebut sebagai seni, tetapi dari sudut manapun dan dari cara pandang apapun gw ga ngerti letak seninya dimana dan harus menikmati benda tersebut dengan cara apa. Benda itu adalah “aer seni”. -_-“… Ada yang bisa kasi gw informasi gimana sih asal mula nama aer seni…?
Kemaren gw baru aja ambil gitar kesayangan gw dari kost temen. Sebuah gitar bersenar nilon merk Yamaha, berukuran sedang, digoreng garing dan ditaburi bawang goreng. Knapa nyambungnya makanan mulu yak huehehehehe… Segera gw mainkan gitar tersebut. Melody bergaya klasik terdengar dari tarian jari-jari gw. Gw jd inget masa-masa latihan maen gitar dulu. Gw ikut kelas guitar klasik tapi kena DO di level fundamental (sekedar tau, pertama kali masuk kelas klasik kamu berada di level fundamental -_-‘). Bukan karena gw idiot dan di dalem kelas cuma bisa gigit2 senar gitar, tetapi karena keuangan kelaurga gw yang pas-pasan waktu itu dan gw udah ikut les-les laen juga, kaya les bhs inggris, matematika, fisika (tipikali pelajar rajin deh…) dan les jadi pemain keyboard. Yap gw juga demen mencet2 tuts item putih yang bisa ngluarin suara do re mi itu…
Capek maen gitar, gw merasa laper… Saat yang tepat buat menikmati semangkuk mi instan huehehehehe… Saatnya menikmati keajaiban seni goyang lidah lewat masakan… Sambil nunggu mi instan mateng, gw terusin tulisan ini bentar ^^ keep enjoy…
Memang hidup selalu penuh dengan hal-hal yang dapat dinikmati karena hidup ini penuh dengan seni… Seni adalah keindahan dan menikmatnya adalah pilihan… Saat ada keindahan, sebenernya kita bisa memilih antara menikmati ato melewatkannya. Ada orang yang selalu melihat keburukan keburukan, tatapi ada juga orang yang selalu melihat keindahan-keindahan. *mulai sotoy*. Satu benda bisa memberikan efek yang berbeda-beda terhadap orang yang berbeda tergantung cara pandang orang tersebut.
Ada sebuah kisah dari jaman batu… Suatu ketika 2 manusia purba buta sedang duduk bersebelahan. Jaman itu belum ada api sehingga kedua manusia purba (MP) tersebut selalu saja kedinginan. Di depan mereka ada setumpuk kayu kering. Tiba-tiba sekelebat kilat menyambar tumpukan kayu tersebut. Voila… Terjadilah api yang pertama di dunia (Jangan protes dulu krn gw sendiri jg merasa cerita ini terlalu mengada-ada). Kedua MP tersebut merasakan ada kehangatan di depan mereka tetapi mereka tidak tahu apa itu. Terjadilah dialog antara 2 manusia purba.
MP1 : hulala wala wala ba kakara matatata (terjemahan: apa itu?)
MP2 : wala tau (wah gak tau ya, menurutmu apa?)
MP1 : ta ta ba ta waka hula hula (coba aku raba…)
MP2 : wu wu (aku juga mau coba…)
lalu wosh… tangan MP1 dan MP2 terbakar
MP1 : ta ba ba (sialan benda apa ini, ini pasti benda terkutuk yang bisa menghancurkan peradaban umat manusia)
Segera saja MP1 pergi dari tempat itu sambil terus mengumpat dan mengutuk.
Tetapi MP2 hanya duduk dan merasakan bahwa benda di depannya itu bisa memberikan kehangatan bagi tubuhnya. Walhasil semenjak saat itu MP2 berbahagia selamanya bersama api di depannya yang bisa melindunginya dari kedinginan. Sementara MP1 yang telah pergi tetap kedinginan sepanjang sisa hidupnya…
Cerita yang aneh… Wuekekekek setuju… tapi yang penting, pesan bijak dari cerita tersebut adalah: Kita tidak akan dapat menikmati indahnya hidup ini jika kita tidak memilih untuk menikmatinya. Jangan hanya melihat sesuatu dari sisi buruknya… Keindahan ada di mana-mana untuk dinikmati… Temukan dan nikmatilah keindahan di sepanjang hidupmu…
Weits… mi instan udah jadi, saatnya untuk menikmati salah satu keindahan hidup, walau cuma mi instan, tapi gw tetap memilih untuk menikmatinya daripada mengutukinya… Semoga anda juga dapat menikmati hidup ini…